
Unik4d News | Siswa Muar Buat Gambar Tak Senonoh Pakai AI: Etika Digital di Era Generasi Z
Unik4d News | Tiga siswa laki-laki sekolah menengah di Muar, Johor, kini harus menanggung konsekuensi berat setelah terbukti menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat gambar tidak senonoh teman perempuan mereka. Akibat perbuatannya, ketiganya dikeluarkan dari sekolah—sebuah langkah jarang diambil, yang menunjukkan betapa seriusnya pelanggaran ini dalam konteks pendidikan dan moral.
Menurut laporan World of Buzz, insiden terungkap ketika salah satu korban menemukan fotonya diedit dan disebarkan dalam bentuk deepfake intim yang dihasilkan oleh generator gambar AI. Gambar tersebut beredar di kalangan siswa melalui grup media sosial, memicu trauma psikologis dan rasa tidak aman di lingkungan sekolah.
Unik4d News | AI Bukan Mainan—Tapi Senjata Digital
Kasus ini menggarisbawahi realitas pahit: teknologi AI generatif kini mudah diakses oleh remaja, bahkan tanpa pengawasan. Aplikasi dan situs web yang menjanjikan “edit foto instan” sering kali digunakan untuk tujuan tak bertanggung jawab—seperti membuat konten seksual palsu dari wajah orang sungguhan.
Yang lebih mengkhawatirkan, pelaku tampaknya tidak memahami dampak hukum dan emosional dari tindakan mereka. Mereka menganggapnya “candaan” atau “eksperimen teknologi”, padahal korban mengalami pelecehan digital yang nyata dan berpotensi berdampak jangka panjang pada kesehatan mental.
Respons Sekolah dan Masyarakat
Pihak sekolah bertindak cepat dengan melaporkan kasus ke polisi dan mengeluarkan ketiga siswa, sambil memberikan pendampingan psikologis kepada korban. Sementara itu, Kementerian Pendidikan Malaysia menyatakan akan meninjau ulang kurikulum literasi digital, termasuk modul khusus tentang etika penggunaan AI.
Di kalangan pengguna muda Asia, isu ini juga ramai dibahas di forum dan komunitas digital. Platform seperti unik4d, yang kerap mengangkat tren teknologi dari perspektif budaya populer, ikut menyoroti pentingnya “melek AI”—bukan hanya soal cara menggunakannya, tapi juga tanggung jawab moral di balik setiap klik.
“Kemampuan membuat gambar dengan AI bukan pencapaian teknis—tapi ujian karakter. Karena teknologi tak punya hati, tapi manusia yang menggunakannya harus punya,” tulis salah satu diskusi di komunitas yang terhubung dengan unik4d.
Penutup
Kasus di Muar bukan yang pertama, dan sayangnya, mungkin bukan yang terakhir. Tapi ia menjadi pengingat keras: kemajuan teknologi harus diimbangi dengan pendidikan etika yang kuat. Karena di dunia digital, satu gambar palsu bisa menghancurkan kehidupan nyata—dan tidak ada “undo” yang benar-benar bisa menghapus luka.