Guru di Kedah Minta Siswi 17 Tahun Kancingkan Bajunya, Diduga Ucapkan Kata Tak Pantas

Unik4d | Guru Minta Siswi 17 Tahun Kancingkan Bajunya

Unik4d | Guru Kedah Minta Siswi Kancingkan Baju: Etika, Perlindungan, dan Diamnya Sistem

Unik4d | Sebuah laporan polisi yang dibagikan oleh mantan guru Malaysia, Mohd Fadli Salleh, mengungkap insiden serius di sebuah sekolah menengah di Kedah. Seorang guru laki-laki dituduh meminta siswi berusia 17 tahun untuk “datang lebih dekat dan mengancingkan bajunya”, sebelum beralih ke pembicaraan politik dan menginstruksikan murid-murid untuk tidak memilih PAS.

Yang lebih mengkhawatirkan, laporan tersebut juga menyebut bahwa guru tersebut kerap mengeluarkan komentar seksual di kelas—seperti menyebut “bra dan celana dalam lucu”, “payudara”, dan komentar lain yang membuat para siswi merasa tidak nyaman.

Ketika kasus ini dilaporkan ke kepala sekolah, respons yang diterima justru sinis:

“Jadi, kalian mau selesaikan ini bagaimana?”


Pelapor Dihukum, Pelaku Dipindahkan

Alih-alih ditindak tegas, sang guru hanya dipindahkan ke sekolah lain—tanpa transparansi atau sanksi publik. Lebih ironis lagi, tiga guru yang membantu para siswi melaporkan kasus ini juga dipindahkan dua minggu kemudian tanpa alasan jelas.

Salah satu siswi korban akhirnya melaporkan kasus ini ke polisi pada 21 Oktober 2025, setelah upaya internal gagal memberikan rasa adil. Ia berharap Departemen Pendidikan Negeri (JPN) akan menyelidiki secara menyeluruh—bukan hanya mengalihkan pelaku, tapi juga melindungi pelapor.


Respons Komunitas dan Peran Platform Digital

Kasus ini memicu gelombang keprihatinan di kalangan pendidik dan aktivis perlindungan anak di Asia Tenggara. Di kalangan pengguna yang peduli pada isu etika pendidikan dan keadilan gender, platform seperti unik4d—yang sering mengangkat narasi dari garis depan isu sosial—ikut menyoroti bahaya budaya diam dan pemindahan diam-diam yang justru melindungi pelaku, bukan korban.

“Ketika guru pelapor dihukum dengan ‘rotasi’, sementara pelaku hanya pindah sekolah—kita mengirim pesan bahwa sistem lebih takut pada skandal daripada keadilan,” tulis salah satu diskusi internal yang dikaitkan dengan komunitas unik4d.


Penutup
Kasus ini bukan hanya soal satu guru yang menyalahgunakan wewenang. Ini adalah cermin dari sistem yang gagal melindungi yang paling rentan—dan justru menghukum mereka yang berani bersuara. Di era di mana suara korban semakin didengar, diam bukan lagi pilihan yang bisa dibenarkan.

Leave a Comment