
Turis Asing Ditolak Masuk Thailand karena Uang Tak Cukup: Pelajaran Mahal soal “Technicalities”
Turis Asing Pada 2 Desember 2025, seorang turis perempuan berusia 23 tahun bernama Kaya mengalami pengalaman yang tak terlupakan—tapi bukan dalam arti positif. Ia ditolak masuk Thailand di Bandara Don Mueang (DMK), Bangkok, setelah petugas imigrasi menyatakan ia tidak memenuhi syarat keuangan minimum yang diwajibkan untuk wisatawan.
Meski mengklaim sebenarnya membawa cukup dana, Kaya mengakui bahwa ia mengisi formulir kedatangan dengan tidak lengkap karena terburu-buru. Akibatnya, ia dianggap tidak memenuhi persyaratan, ditahan selama 13 jam di ruang imigrasi, lalu dideportasi ke Vietnam—tempat keberangkatan terakhirnya.
Aturan yang Sering Diabaikan Traveler
Menurut regulasi resmi Thailand, setiap turis asing harus siap menunjukkan bukti dana tunai minimal 20.000 baht (sekitar S$815 atau Rp5 juta) per orang jika diminta oleh petugas imigrasi. Selain itu, mereka juga perlu menyiapkan:
- Tiket pulang atau keluar dari Thailand
- Bukti pemesanan akomodasi
- Kartu kedatangan digital (Thailand Pass atau eVOA)
Namun, banyak traveler—terutama backpacker—sering menganggap aturan ini sekadar formalitas, apalagi jika mereka sering berkunjung dan tak pernah ditanya sebelumnya. Kaya sendiri mengaku ini adalah pertama kalinya ia ditahan, meski sudah beberapa kali ke Thailand.
Don Mueang: Bandara yang “Notoriously Strict”
Dalam unggahan viral di TikTok, Kaya memperingatkan sesama traveler untuk menghindari Don Mueang sebagai pintu masuk, karena petugas di sana dikenal sangat ketat terhadap “technicalities”. Ia justru berhasil masuk Thailand tanpa masalah dua hari kemudian melalui Bandara Suvarnabhumi—dengan dokumen yang sama.
“Kami bisa menyelesaikannya dalam hitungan menit kalau boleh ke ATM,” katanya frustrasi.
Respons Komunitas Traveler Digital
Kasus ini langsung menjadi bahan diskusi di kalangan traveler muda Asia, terutama yang aktif di platform seperti unik4d, yang kerap membagikan tips perjalanan dan pengalaman lintas batas.
“Aturan imigrasi bukan soal ‘apakah kamu punya uang’, tapi ‘apakah kamu bisa membuktikannya dengan benar’,” tulis salah satu anggota komunitas yang terhubung dengan unik4d. “Jangan biarkan dokumen ceroboh menghancurkan trip impianmu.”
Penutup
Kisah Kaya jadi pengingat keras: di era digital, tiket online dan saldo e-wallet belum cukup. Banyak negara—termasuk Thailand—masih mengharuskan uang tunai fisik sebagai bentuk jaminan bahwa turis tidak akan jadi beban negara.
Bagi traveler yang ingin menjelajah dengan tenang, satu hal yang tak boleh dilupakan: persiapan bukan pilihan—tapi kewajiban.