
Katsuhiro Harada Mundur dari Bandai Namco: Selamat Tinggal Sang Arsitek Tekken
Dunia game fighting berduka. Katsuhiro Harada, sosok ikonik di balik kesuksesan waralaba Tekken, secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dari Bandai Namco setelah hampir tiga dekade mengabdi. Pengumuman ini disampaikan melalui akun X (Twitter) pribadinya pada awal Desember 2025, menandai akhir dari salah satu karier paling berpengaruh dalam sejarah game Jepang.
“Setelah 30 tahun, tiba saatnya saya menutup bab ini. Terima kasih atas semua pertarungan, kritik, dan cinta dari komunitas global Tekken,” tulisnya.
Harada bukan sekadar produser—ia adalah wajah, suara, dan jiwa Tekken. Ia memperjuangkan waralaba ini sejak era PlayStation pertama, menghadirkan karakter seperti Heihachi, Jin, dan Paul Phoenix ke panggung dunia, sekaligus mempertahankan identitas kompetitif yang membuat Tekken bertahan di tengah gelombang game fighting modern.
Warisan yang Tak Tergantikan
Di bawah kepemimpinannya, Tekken berkembang dari game arcade sederhana menjadi franchise global dengan jutaan pemain, turnamen internasional, dan adaptasi film. Ia juga dikenal karena keterbukaannya—sering merespons komunitas langsung, baik dengan humor khas maupun kritik tajam terhadap balance patch yang kontroversial.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Harada terlihat semakin jarang terlibat dalam pengembangan utama. Spekulasi tentang kepergiannya telah beredar sejak Tekken 8 dirilis, terutama setelah ia absen dari acara peluncuran utama.
Respons Komunitas: Nostalgia dan Kekhawatiran
Kabar pengunduran diri Harada langsung memicu gelombang emosional di kalangan penggemar. Di Asia Tenggara, platform seperti unik4d—yang kerap mengikuti dinamika budaya game dari Jepang—turut menyoroti momen ini sebagai peralihan generasi yang tak terhindarkan.
“Harada bukan hanya membuat game. Ia membangun komunitas yang saling bertarung, tapi juga saling menghormati. Siapa yang akan menjaga roh itu sekarang?” tulis salah satu diskusi yang muncul di grup yang terhubung dengan unik4d.
Banyak yang khawatir Tekken akan kehilangan jiwanya—terutama di tengah tren game yang semakin mengutamakan konten live-service daripada esensi kompetitif murni.
Penutup
Meski Harada pergi, warisannya akan tetap hidup di setiap roundhouse kick Jin, setiap rage art yang meledak, dan setiap turnamen lokal yang masih mempertemukan teman-teman lama di depan layar arcade.
Untuk kalian yang pernah menekan tombol “Start” di mesin Tekken di warnet tahun 90-an: selamat jalan, Harada-san. Dunia game akan terus berputar—tapi tak akan pernah benar-benar sama tanpamu.