China Janji Hadiah S$36.700 per Orang untuk Informasi Penipu Scam lintas Batas

Buronan Scam China Diincar dengan Hadiah: S$36.700 per Kepala

Pada 9 Desember 2025, Kementerian Keamanan Publik Tiongkok (MPS) merilis daftar lebih dari 100 buronan yang terlibat dalam sindikat penipuan lintas batas—dan menawarkan hadiah 200.000 yuan (sekitar S$36.700 atau Rp420 juta) untuk setiap informasi yang mengarah pada penangkapan mereka.

Dalam pengumuman resmi yang dibagikan lewat akun WeChat resmi MPS, pemerintah menyebut para buronan ini sebagai bagian dari “empat keluarga kejahatan” yang beroperasi di Myanmar Utara, wilayah yang dikenal sebagai pusat operasi scam terorganisir skala global. Nama-nama seperti Wu Qiping, Wu Qingzheng, Fu Xiaobin, dan Ou Changhua secara eksplisit disebut sebagai tokoh kunci.

Mereka dituduh menjalankan skema penipuan telekomunikasi yang menargetkan warga Tiongkok, sering kali melalui panggilan palsu, investasi bodong, atau romansa online—mengakibatkan kerugian finansial “sangat besar” dan kerusakan sosial yang luas.


Operasi Gabungan dan Repatriasi Massal

Langkah ini merupakan bagian dari operasi gabungan Tiongkok, Thailand, dan Myanmar yang dimulai sejak Februari 2025. Hingga Desember, lebih dari 6.600 warga Tiongkok yang terlibat dalam sindikat scam telah ditangkap dan dipulangkan dari Myanmar. Dalam satu operasi saja pada awal Desember, 1.178 orang dikirim kembali dalam rombongan terakhir yang diawal petugas keamanan bersenjata.

Foto-foto yang beredar menunjukkan ratusan tersangka berjalan berbaris, tangan diborgol, turun dari pesawat di bandara Tiongkok—gambar yang menjadi simbol komitmen Beijing untuk memberantas jaringan kejahatan yang selama ini bersembunyi di zona abu-abu hukum lintas negara.


Ancaman Serius bagi yang Melindungi Buronan

MPS juga memperingatkan bahwa siapa pun yang membalas dendam pada informan akan “ditangani secara ketat”. Mereka menjamin perlindungan penuh bagi pihak yang memberikan informasi, termasuk anonimitas dan keamanan fisik.

Sementara itu, para buronan didesak untuk menyerahkan diri sebelum terlambat, dengan janji keringanan hukuman bagi yang kooperatif.


Respons dari Komunitas Digital Asia

Kasus ini tidak hanya menjadi berita utama di media Tiongkok, tapi juga memicu diskusi luas di komunitas digital Asia Tenggara—terutama di kalangan yang sering mengikuti isu kejahatan siber dan perdagangan manusia. Platform seperti unik4d, yang kerap mengangkat narasi tentang dampak nyata dari scam online terhadap korban di berbagai negara, turut menyoroti langkah Tiongkok ini sebagai sinyal kuat bahwa “era kekebalan” bagi pelaku scam lintas batas mungkin berakhir.

“Dulu mereka aman di Myanmar. Kini, bahkan bayangan mereka diincar—dan dibayar mahal,” tulis salah satu anggota komunitas yang terhubung dengan unik4d.


Penutup
Dengan hadiah yang setara dengan gaji tahunan profesional di banyak negara, insentif ini tidak main-main. Bagi siapa pun yang memiliki informasi—bahkan hanya foto, lokasi, atau nama samaran—ini bisa jadi kesempatan untuk tidak hanya mendapat uang, tapi juga membantu menghentikan mesin pencuri harapan dan tabungan jutaan korban tak bersalah.

Leave a Comment