
Changan Auto Masuk Bisnis Robot Humanoid: Otomotif China Kini Berlomba di Dunia AI
Changan Automobile, salah satu produsen mobil milik negara terbesar di Tiongkok, resmi melompat ke industri robot humanoid—menjadi yang terbaru dalam deretan raksasa otomotif China seperti BYD, Xpeng, dan Xiaomi yang telah lebih dulu mengeksplorasi teknologi ini.
Melalui pengumuman resmi pada 1 Desember 2025, Changan mengungkapkan bahwa pihaknya akan menginvestasikan 225 juta yuan (sekitar US$31,8 juta) untuk mengambil 50% saham di entitas baru bernama Changan Tianshu Intelligent Robotics Technology. Perusahaan ini akan fokus pada pengembangan robot humanoid generasi berikutnya, dengan target peluncuran prototipe pertama pada 2026.
Dua Arah Inovasi: Robot di Mobil, Mobil Sepintar Robot
Changan tidak hanya ingin membuat robot berjalan—tapi juga mengintegrasikannya ke dalam ekosistem kendaraan. Rencananya, perusahaan akan meluncurkan robot dalam mobil pertamanya pada kuartal I 2026, yang berfungsi sebagai asisten virtual fisik: mampu menyerahkan barang, berkomunikasi dengan penumpang, bahkan membantu pengemudi dalam situasi darurat.
“Kami mengejar two-way empowerment antara kendaraan cerdas dan robot humanoid,” demikian tertulis dalam keterangan resmi Changan.
Langkah ini sejalan dengan visi industri Tiongkok untuk menggabungkan manufaktur canggih, kecerdasan buatan, dan mobilitas masa depan—meski pemerintah pusat baru-baru ini memperingatkan potensi “gelembung investasi” di sektor robotika.
Tren yang Mengubah Wajah Otomotif Asia
Tren ini bukan sekadar tren—tapi strategi jangka panjang. Dengan margin penjualan mobil listrik yang mulai menyusut, perusahaan otomotif mencari nilai tambah melalui teknologi tinggi. Robot humanoid, yang dulu hanya ada di laboratorium, kini diposisikan sebagai perpanjangan dari sistem AI mobil—dari asisten suara menjadi asisten fisik.
Xpeng, misalnya, sudah memamerkan robot Iron-nya di Guangzhou, sementara Xiaomi aktif menguji CyberOne. Kini, Changan menyusul—dengan pendekatan yang lebih berakar pada integrasi dengan kendaraan.
Respons Komunitas Teknologi
Perkembangan ini tidak luput dari perhatian komunitas penggemar teknologi di Asia, termasuk platform seperti unik4d, yang kerap membahas konvergensi antara otomotif, AI, dan budaya digital.
“Dulu kita bicara mobil yang bisa menyetir sendiri. Sekarang, mobil yang punya ‘teman’—dan temannya bisa jalan, bicara, bahkan minum kopi untukmu,” tulis salah satu kurator konten di unik4d, menggambarkan evolusi paradigma ini dengan nada setengah bercanda, setengah takjub.
Penutup
Changan Auto mungkin terlambat dibanding BYD atau Xpeng, tapi langkahnya kali ini justru lebih terarah: menghubungkan dua dunia yang selama ini terpisah—kendaraan dan robotika. Jika berhasil, kita mungkin akan melihat masa depan di mana “sopir” bukan lagi manusia, melainkan mesin yang bisa berjalan keluar dari mobil dan menyalamimu.